Percetakan dan Warisan Literasi: Merayakan Hari Buku Sedunia
23 April bukan sekadar tanggal di kalender. Ia adalah penanda penting bagi seluruh pencinta literasi di dunia—Hari Buku Sedunia, sebuah perayaan yang diinisiasi oleh UNESCO untuk menghormati buku sebagai jembatan pengetahuan, penyemai imajinasi, dan warisan budaya lintas generasi.
Buku telah menjadi saksi peradaban manusia selama berabad-abad. Dari naskah kuno yang ditulis tangan hingga novel modern yang diterbitkan dalam jutaan eksemplar, buku hadir tidak hanya sebagai benda, tetapi sebagai medium yang merekam pemikiran, pengalaman, dan mimpi umat manusia. Ia bukan hanya lembaran kertas yang dijilid, tetapi jendela untuk memahami dunia dan mengenali diri sendiri.
Mengapa Buku Tetap Relevan?
Di era digital saat ini, ketika informasi bisa diakses hanya dengan satu klik, pertanyaan seperti “Apakah buku masih dibutuhkan?” kerap muncul. Namun kenyataannya, buku tidak hanya bertahan—ia terus menemukan cara untuk bertumbuh.
Membaca buku secara fisik menawarkan sesuatu yang tak tergantikan: ketenangan dalam proses, ruang untuk refleksi, dan kedekatan emosional dengan isi cerita. Buku fisik menjadi pelarian dari distraksi digital, tempat di mana pikiran bisa beristirahat sekaligus menjelajah.
Lebih dari itu, buku juga merupakan simbol komitmen intelektual dan budaya. Ia menunjukkan bahwa kita masih menghargai proses belajar yang mendalam, tidak instan, dan penuh makna.
Buku Sebagai Ruang Demokrasi Ide
Siapa pun bisa menulis buku, dan siapa pun bisa membacanya. Buku menjembatani perbedaan usia, latar belakang, dan keyakinan. Ia menyatukan kita dalam dialog yang sunyi namun mendalam, di halaman-halaman yang menawarkan perspektif baru.
Melalui buku, kita mengenal dunia luar—dan dunia dalam diri sendiri. Dan dalam tiap buku yang kita baca, selalu ada bagian dari kita yang bertumbuh.
Gramedia Printing: Menjadi Bagian dari Perjalanan Buku
Sebagai bagian dari ekosistem literasi nasional, Gramedia Printing dengan bangga ikut ambil peran dalam menghadirkan buku-buku ke tangan para pembaca. Di balik setiap halaman yang terbuka, ada proses panjang dan penuh ketelitian—sebuah kolaborasi antara penulis, penerbit, dan percetakan.
Sejak berdiri pada tahun 1972, Gramedia Printing telah menjadi rumah bagi berbagai karya, dari buku pelajaran yang menemani siswa belajar, hingga karya sastra dan nonfiksi yang membentuk wacana publik.
Pada Hari Buku Sedunia ini, kami tidak hanya merayakan hasil cetakan, tapi menghormati esensi yang terkandung di dalamnya: ide-ide yang hidup dan terus menghidupi.
Selamat Hari Buku Sedunia. Mari terus membaca, menulis, dan membagikan cerita—karena dunia yang penuh buku adalah dunia yang lebih bijaksana.