Waisak dan Paritta: Menemukan Kedamaian dalam Bacaan Suci

Hari Raya Waisak adalah momen penting yang dirayakan oleh umat Buddha di seluruh dunia sebagai bentuk penghormatan terhadap tiga peristiwa agung dalam kehidupan Sang Buddha: kelahiran Pangeran Siddhartha, pencapaian Pencerahan (Bodhi), dan wafatnya Sang Buddha (Parinibbana). Ketiga peristiwa ini diyakini terjadi pada hari yang sama menurut kalender lunar, menjadikan Waisak bukan hanya sekadar hari raya, tetapi juga saat untuk merenung dan memperbarui kualitas batin.

Perayaan ini mengajak umat untuk menjauh dari keramaian dunia, dan sejenak kembali ke dalam diri. Dalam suasana penuh kesadaran dan ketenangan, umat Buddha melakukan meditasi, puja bakti, serta membaca kitab suci sebagai bentuk penghormatan dan pembelajaran spiritual.

Paritta: Menjaga ajaran Buddha tetap segar di dalam ingatan. 

Dalam praktik keagamaan umat Buddha, Paritta merupakan kumpulan teks suci atau sutta yang dilantunkan untuk memberikan perlindungan, ketenangan, dan keberkahan. Bacaan ini berasal dari ajaran langsung Sang Buddha dan kerap digunakan dalam berbagai upacara keagamaan, termasuk saat Waisak.

Berbeda dengan studi kitab yang bersifat analitis, membaca Paritta lebih merupakan latihan spiritual yang melibatkan batin secara utuh. Paritta biasanya dilantunkan dalam bahasa Pali, dan dipercaya memiliki kekuatan untuk menyucikan hati, menenangkan pikiran, serta menghalau gangguan batin dan jasmani.

[“Saat kita berdoa, batin kita menjadi bersih dan suci. Puñña akan timbul dari dalam. Batin akan terberkahi. Mulut akan terberkahi, telinga akan terberkahi, dan seluruh bagian tubuh kita akan terberkahi dengan keberuntungan”]

[Luang Por Dhammajayo, kepala Vihara Dhammakaya,]

 

Manfaat Membaca Paritta

Membaca atau melantunkan Paritta secara rutin membawa berbagai manfaat, baik secara spiritual maupun psikologis:

  • Menumbuhkan ketenangan batin: Irama dan struktur Paritta yang repetitif dapat membantu menenangkan pikiran dan mengurangi stres.
  • Memperkuat niat baik (cetana): Dengan membaca Paritta, seseorang diingatkan untuk menjalani hidup yang selaras dengan Dhamma berbuat baik, berkata benar, dan berpikir jernih.
  • Sebagai pelindung diri: Dalam tradisi Theravāda, Paritta diyakini sebagai tameng spiritual yang dapat menangkal energi negatif atau kemalangan.
  • Membangun kesadaran penuh (sati): Setiap bacaan menjadi kesempatan untuk melatih perhatian, kehadiran, dan keheningan.

Waisak: Saatnya Mendekatkan Diri Lewat Bacaan 

Waisak bukan sekadar upacara yang dilakukan di vihara, tetapi juga perayaan pribadi dalam diri masing-masing umat. Salah satu bentuk perayaan yang paling sederhana namun bermakna adalah dengan membaca Paritta di rumah, merenungkan artinya, dan menjadikan ajaran itu sebagai pedoman hidup sehari-hari.

Membaca kitab suci bukan hanya kewajiban keagamaan, tetapi cara untuk memperdalam iman, memperkuat karakter, dan menumbuhkan welas asih. Di tengah kesibukan dan hiruk-pikuk dunia, meluangkan waktu untuk menyelami bacaan suci adalah bentuk perawatan jiwa yang sejati.

Selamat Hari Raya Waisak. Semoga semua makhluk hidup berbahagia, dan semoga cahaya kebijaksanaan senantiasa menyinari jalan kita.